Kamis, 27 November 2014

MAKALAH MD



Makalah manajemen dakwah

Komunikasi Dalam Manajemen Dakwah




DISUSUN OLEH:

ASRIYANTI
(13030102013)
FINDRI WAHYUNI
(12030102022)


PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN KENDARI
TAHUN
2014



KATA PENGNTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Terpuji Allah Tuhan maha perkasa maha kuasa dan maha luar biasa yang telah menciptakan manusia dan memberikan aturan terhadap manusia itu dan atas segala rahmatnyalah sehinggah tugas makalah kami yang berjudul KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN DAKWAH dapat kami selesaikan dengan lancar dan tepat pada waktunya. Salawat serta salam semoga tetap tercurah atas junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.




Kendari, 30 september 2014

Penulis














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... !
DAFTAR ISI.................................................................................................. !!
BAB I PENDAHULIAN
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C.     Tujuan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Komunikasi ...................................................................... 2
B.     Pengertian Dakwah............................................................................ 6
C.     Pengertian Manajemen Dakwah......................................................... 6
D.    Hubungan Komunikasi Dalam Manajemen Dakwah............................ 8
E.     Tujua dan Peran Komunikasi Dalam Manajemen Dakwah.................. 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................ 8
B.     Saran................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Peran Ilmu Komunikasi dalam Dakwah. Salah satu objek penting dalam kajian ‘Ulumul Dakwah adalah perbincangan mengenai Peran Ilmu Komunikasi dalam Dakwah. Komunikasi adalah sesuatu yang urgen dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kedudukan komunikasi dalm islam mendapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk Tuhan.
Komunikasi dalam dakwah sangat diperlukan , disinilah kita mempunyai kemampuan untuk membangun suatu sikap atau tingkahlaku yang sesuai dengan misi atau pesan dakwah yang disampaikan. Keefektifan suatu bahasa sangatlah penting, apalagi dalam dunia dakwah. Karena hal ini akan mempermudahkomunikator atau mubaligh dalam menyampaikan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikannya. Sehingga komunikan atau mustami tidak salah paham terhadap apa yang kita sampaikan dan mereka bisa memahami esensi dari dakwah itu sendiri. Hasilnya, ada kesesuaian pikiran antara penyampai atau komunikator dan komunikan sendiri (komunikasi yang dijalankan berlangsung sempurna).
Sebagimana firman Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 125 :
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Komunikasi ?
2.      Apa Pengertian Dakwah?
3.      Apa Pengertian manajemen dakwah
4.      Bagaimana Hubungan Komunikasi dalam Manajemen Dakwah ?
5.      Apa Tujuan dan Peran Komunikasi dalam Manajemen Dakwah ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Memahami apa pengertian komunikasi
2.      Memahami apa pengertian dakwah
3.      Memahami apa pengrtian manajemen dalam dakwah
4.      Mengetahui bagaimana hubungan komunikasih dalam manajemen dakwah
5.      Memahami apa tujuan dan peran komunikasih dalam manajemen dakwah


BAB II
PEMBAHASAN
A        Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris ‘communication’ berasal dari istilah Latin ‘communication’, bersumber dari ‘bersumber dari ‘communis’ yang berari ‘sama’. Sama disini adalah dalam pengertian “sma makna”. Kounikasi minimal harus memilikui kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan ‘minimal’ karena kegiatan itu tidak bersifat “imformatif” saja ,yakni agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasif”, yaitu agar orang bersedia dn menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan dan lain-lain.
Secara sederhana komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaanya komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung) maupun secara sekunder (tidak langsung).
Sebuah komunikasi harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Sumber (Source)
2. Isi pesan (Message)
3. Tujuan (Destination)

Sumber yang dimaksudkan disini adalah seseorang yanng mengambil inisiatif pertama untuk berkomunikasi sedang pesan (message) adalah ide-ide atau gagasan atau buah fikiran yang disampaikan oleh Sumber kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain bertindak sama sesuai harapan yang dituangkan dalam pesan tersebut.
Berbicara mengenai komunikasi berarti kita pun akan berbicara mengenai bahasa. Hal ini dikarenakan komunikasi dan bahasa merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan (bersifat komplementer). Sejarah telah mencatat bahwa tak ada satu bangsa pun yang tidak mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi efektif dalam proses sosial madaninya. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa bahasa adalah salah satu hasil kebudayaan manusia dalam peradabannya. Koentjaraningrat mengatakan bahwa bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam peradaban manusia, sebab hakikatnya manusia secara simbolik menggunakan bahasa sebagai simbol komunikasi dalam bertukar pikiran, perasaan, dan pengalaman). Selain itu, terwujudnya komunikasi efektif tergantung pada kemampuan manusia dalam menggunakan bahasa sebagai simbol dalam berkomunikasi, sehingga kita bisa mengambil makna dari apa yang kita lafalkan. Diperlukan kecakapan khusus agar kita bisa berkomunikasi secara efektif dan efisien. Karena apabila kita berbicara mengenai komunikasi efektif dan efisien berarti kita berbicara mengenai optimalisasi waktu dan biaya dalam usaha pertukaran informasi, sehingga informasi yang kita sampaikan ataupun yang kita terima tepat sesuai sasaran dan memberikan pemahaman makna yang mendalam.
Komunikasi efektif berarti bahwa maksud dan tujuan yang terkandung dalam komunikasi disampaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dapat dimengerti sepenuhnya oleh penerima, harus ada suatu ketetapan pikiran oleh kedua pihak.
1.      Ragam Komunikasi
Dewasa ini, banyak ragam komunikasi verbal ataupun nonverbal, lisan ataupun non lisan yang sering digunakan dalam proses penyampaian informasi, baik itu informasi yang bersifat formal maupun nonformal. Pengklasifikasian ragam komunikasi tersebut. Di zaman globalisasi dan modernisasi ini, tidak menutup kemungkinan perkembangan komunikasi akan berlangsung pesat dan signifikan ditopang oleh perkembangan teknologi dewasa ini. Artinya, perkembangan komunikasi tidak akan “stuck off” pada komunikasi sekarang, melainkan terus mengalami peningkatan dan perkembangan. Ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan dimensi penting dalam peradaban manusia. Dan terciptalah ragam komunikasi dalam proses penyampaian ide, gagasan, ataupun informasi. Ragam komunikasi tersebut di antaranya :
a)      Komunikasi Formal dan Informal
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata formal disepadankan dengan sesuatu yang bersifat resmi, sesuai dengan adat kebiasaan, dan sesuai dengan peraturan yang sah. Sementara kata informal diartikan sebagai sesuatu yang tidak resmi. Berbicara mengenai komunikasi formal dan informal, pemahaman kita tertuju pada sebuah bentuk komunikasi yang terjalin dalam wadah sebuah organisasi. Maksudnya ialah secara sistematis komunikasi tersebut berarti suatu proses penyampaian informasi dari seorang leader kepada anggota-anggota organisasi sesuai dengan jabatan mereka. Atau dengan kata laian komunikasi ini terjalin antaranggota organisasi tersebut secara resmi.
Sedangkan komunikasi informal terjalin antaranggota organisasi dalam kondisi yang tidak resmi, saresehan seperti biasanya. Dengan demikian, secara singkat di simpulkan bahwa komunikasi formal terbentuk di antara anggota-anggota organisasi secara resmi melalui garis kekuasaan yang dibuat manajemen, sementara komunikasi informal timbul untuk memenuhi informasi anggota yang tidak ada dalam komunikasi formal yang bersifat tidak resmi.
b)      Komunikasi Lisan dan Tulisan
Komunikasi lisan (oral communication) dan komunikasi tulisan (written communication), keduanya merupakan salah satu ragam komunikasi yang tengah berkembanga. Keduanya juga merupakan bagian dari komunikasi verbal. Ragam komunikasi ini berhubungan dengan media sebagai alat komunikasi, baik media elektronik (TV, Radio) maupun media cetak (Koran, tabloid, Majalah).
Dalam oral communication, menurut Alo Liliweri dijumpai adanya komunikasi antarpribadi. Yaitu terjadinya peralihan pesan-pesan verbal dalam bentuk kata-kata. Oral communication ini sangat tergantung dengan kecakapan seseorang dalam berkomunikasi secara langsung. Hal inipun berhubungan dengan komunikasi yang efisien dan efektif. Suatu studi penelitian menyebutkan bahwa dari 100 orang responden menyatakan bahwa hampir 75% penyampaian informasi dalam bentuk apapun dilakukan melalui komunikasi lisan. Hal ini dikarenakan ada beberapa keuntungan yang kita peroleh dari oral communication, yaitu dapat memberikan pertukaran informasi yang lebih cepat dan adanya umpan balik dengan segera.
Adapun mengenai written communication konteks yang diutamakan dalam komunikasi ini menurut Wenning dan Wilkson ialah konteks semantik bahasa atau diksi (pemilihan kata yang efektif), sehingga responden atau pembaca memahami maksud informasi yang tersurat maupun tersirat dalam komunikasi ini. Mengenai keuntungan written communication ialah dapat memberikan referensi-referensi yang resmi.
c)      Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Verbal berarti ‘melalui penggunaan kata-kata’ yaitu komunikasi yang terbentuk melalui kata-kata yang akhirnya menghasilkan bahasa. Menurut Pitfield komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara, konsultasi bersama, dan pidato. Sedangkan nonverbal berarti ‘tanpa penggunaan kata-kata’, komunikasi ini menyampaikan pesan  nonverbal melalui body language (gerakan tubuh), mimik wajah, simbol isyarat, dan perilaku yang lainnya.
Secara kualitatif, Knapp (1980) mengemukakan perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Komunikasi Verbal             
Komunikasi Nonverbal
  1. ciri pesan terpisah-pisah
  2. bersaluran tunggal
  3. berada di bawah pengawasan
Ciri pesan berkesinambungan
Bersaluran banyak
Tidak berada dalam pengawasa
Perbedaan secara kualitatif tersebut menunjukkan inti kajian mengenai komunikasi verbal dan nonverbal. Adapun untuk menunjukkan dukungan perilaku nonverbal terhadap verbal dapat dilihat pada bagan berikut ini :
d)     Komunikasi Efisien dan efektif
Komunikasi efisien berhubungan dengan pemanfaatan atau optimalisasi waktu dan biaya dalam pertukaran informasi. Komunikasi dapat dikatakan efisien jika pesan yang disampaikan melalui suatu saluran lebih murah dibandingkan melalui saluran lain, tanpa mengurangi esensi atau inti dari informasi tersebut. Sedangkan komunikasi efektif merupakan komunikasi yang mengandung pengiriman informasi dari komunikator kepada komunikan secara cermat dan tepat, sehingga kedua pihak memahami makna yang terkandung dalam informasi tersebut. Komunikasi efektif tergantung pada penggunaan bahasa yang sesuai, kejelasan makna, dan media yang digunakan.

B       Bahasa dalam Komunikasi
a. Fungsi Bahasa dalam Komunikasi
Bahasa tidak dapat dipisahkan dari komunikasi. Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai fungsi-fungsi yang dapat dipahami komunikator dan komunikan.
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia yang digunakan dalam proses sosialisasi yang tentunya melibatkan komunikasi dan interaksi.
Seseorang dapat mengenal orang lain karena adanya bahasa sebagai media atau wahana pengenal. Sejarah mencatat bahwa setiap bangsa mempunyai karakteristik bahasa tersendiri yang tentunya menunjukkan keunikan suatu bangsa, misalnya bahasa thai untuk Thailand, bahasa Tagalog di Fhilipina, bahasa Melayu di Indonesia atau di Malaysia, dll. Bahkan ragam bahasa tersebut telah tercipta sejak jutaan tahun yang lalu, lingkup bahsa tersebut tercipta secara lokal di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri sekitar 376 bahasa daerah tersebar di seluruh pelosok nusantara, yang terbentang mulai dari kepulauan Sumatera sampai dengan Kepulauan Papua. Sudah menjadi sunatullah bahwa setiap daerah mempunyai bahsa tersendiri, hal ini dikarenakan Allah telah menciptakan kita sebagai manusia dari berbagai golongan, suku, dan berbagai bangsa. Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya keseragaman dalam hal bahsa pengantar komunikasi dalam bersosialisasi. Hal ini sebagaimana yang tertera dalam Q.S  Al-Hujurat ayat 13 :
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
Ayat tersebut di atas menunjukkan betapa tidak Allah menciptakan kita dari berbagai bangsa dab suku, sehingg dari keragaman itu menunjukkan adanya ragam bahasa yang berbeda di suatu bangsa.
Adapun mengenai fungsi bahasa dalam proses komunikasi, Arnold dan Hirsch (1977) mengatakan bahwa ada empat fungsi bahasa yang utama, yaitu :
1)      bahasa sebagai media pengenal
2)      bahasa sebagai wahana interaksi sosial
3)      bahasa sebagai wahana karsis, yaitu untuk menyalurkan pikiran dan perasaan
4)      bahasa sebagai alat manipulatif
keempat fungsi bahasa tersebut kita rasakan begitu signifikan dalam proses komunikasi yang kita jilankan. Berdasarkan pendapat seorang ahli bahasa bernama  DR.Alo Liliweri yang membahas mengenai pengaruh bahasa dalam komunikasi.
Sebagaimana kita ketahui bersama, tentunya pengaruh bahasa terhadap komunikasi sangat signifikan sekali, sebab bahasa merupakan hasil dari budaya. Dan dengan adanya bahasa terciptalah sebuah komunikasi sehingga adanya interaksi, adaptasi, dan sosialisasi antar berbagai pihak. Dan bahasa merupakan media pengenal dalam berinteraksi.

C      Pengertian Dakwah
                                                                       
            Secara etimologis perkataan dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti : Seruan , Ajakan ,panggilan. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal dengan panggilan Da’i (orang yang menyeru). Tetapi mengingat bahwa proses memanggil dan menyeru tersebut juga merupakan suatu proses penyampaian (Tabliqh) atau pesan-pesan tertentu, maka dikenal juga istilah mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan kepada pihak komunikan.
            Dengan demikian Sehingga definisi dakwah dapat kita rumuskan sebagai berikut : “segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan direncanakan dalam bentuk wujud dari sikap, ucapan, dan perbuatanyang mengandung ajakan dan seruan langsung ataupun tidak langsung ditujukan kepada perorangan atau masyarakat bahkan golongan agar terpanggil hatinya kepada ajaran islam untuk dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari”



*      Sasaran dan Tujuan Dakwah Menurut Jalaluddin Rakhmat
Sasaran dari kegiatan dakwah semua umat masyarakat muslim pada setiap lapisan dan golongan. hal ini sesuai dengan sosok da’i yang hadir dalam berbagai sosok atau modelnya. Da’i menurut jalal harus menyesuaikan dengan kondisi dimana kegiatan dakwah itu dilakukan. Karena dai memiliki tugas besar untuk membangun sebuah tatanan masyarakat rakyat yang bernuansa Islam.
Adapun tujuan dari kegiatan dakwah adalah adanya perubahan sikap. Perubahan sikap ini tentunya mengarah sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam yang sudah digariskan kepada manusia melalui Al-Quran dan As-Sunah.
Kemakmuran, keberhasilan atau pencapaian apa yang kita inginkan atau kita cari; sesuatu yang dengannya kita berada dalam keadaan bahagia atau baik; terus menerus dalam keadaan baik; menikmati ketentraman, kenyamanan; atau kehidupan yang penuh berkah; keabadian, kelestarian, terus menerus, keberlanjutan. Merupakan komponen-komponen kebahagiaan. Secara tegas, kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan yang bersifat menyeluruh, kebahagiaan yang menyangkut kehidupan manusia di dunia sampai pada kebahagiaan di akhirat atau kebahagiaan yang hakiki.

D      Pengertian Manajemen Dakwah

Dilihat dari segi bahasa manajemen sacara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan. Dari pengertian manajemen tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam dakwah yaitu sebagai proses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkan kea rah tujuan dakwah.

            komunikasi dalam proses dakwah
Berbicara tentang manajemen, tidak akan terlepas dari fungsi manajemen itu sendiri yaitu perencanaan, pengornanisasian, pelaksanaan dan pengawasan. oleh karena itu dalam manajemen komunikasi juga terdapat empat (4) fungsi tersebut yaitu.
a.       Pereancanan
            Proses perencanan ini merupakan sebuah diskursus untuk menentukan visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi untuk dikoordinasikan ke suluruh elemen organisasi.
b.      Pengorganisasian
            Dalam pengorganisasian tetap akan berpijak pada konsep 5. W – 1. H, yaitu what (apa), where (di mana),  when (kapan), who (siapa), why (mengapa), - how (bagaimana)
            What (apa), kaitannya dengan pembahasan ini adalah materi dakwah yang akan disampaikan.
             Where (di mana), menunjukkan lokasi yang akan dikirimi pesan dakwah tersebut.
            when (kapan), mengindikasikan waktu pelaksanaan penyampaian pesan dakwah.
            who (siapa), yaitu subjek yang akan menyampaikan pesan dakwah tersebut , atau bahasa yang biasa sering digunakan adalah siapa akan menjadi da`inya.
why (mengapa), pertanyaan ini akan mengungkap atau mendeskripsikan argumentasi atas pelaksanaan dakwah.
Sedangkan 1 H, yaitu how (bagaimana) adalah substansi dari pada dakwah sendiri, bagaimana supaya pesan dakwah tersebut bisa leanding kepada mad`u (penerima pesan).  
c.       Pelaksanaan
            Menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
d.      Pengawasan
Suatu proses untuk menentapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semua.
                                                                                            
E       Hubungan Komunikasi dalam Manajemen Dakwah

1        Komunikasi bagian dari dakwah

Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari peranan manusia dalam hal memberiinterpretasi  (penafsiran)  terhadap  lambang  lambang  tertentu  (massage=pesan).  pesan-pesandisampaikan (encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudianditafsirkan dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk pesan-pesan baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan.Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. Dakwah dalam kerangka proses komunkasi inilah yang didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari komunikasi dakwah. tabligh berkaitan dengan sifatdan dan fungsi utama Rasul, jadi tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja, apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan. Sehingga istilah tabligh disininampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau risalah keagamaan,melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi-materi keagamaan umumnya,sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.

Di antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak dapat dipungkiri lagi. Adapun mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah dapat dilihat dari tabel di bawah ini :




DAKWAH
KOMUNIKASI
1.pesan yang disampaikan lebih spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi, dakwah biasanya berhubungan dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
1.komunikasi cakupannya lebih luas dibanding dengan dakwah, tidak ada batasan pesan dalam komunikasi. Apapun yang termasuk pesan dan disampaikan itu termasuk komunikasi.
2.target dalam dakwah biasanya lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan keislaman.
2.sasaran dalam berkomunikasi luas
3.dakwah mengandung seruan atau ajakan kepada jalan kebenaran.
3.komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau ide atau gagasan.



1)                  Keilmuan komunikasi Dakwah

            Untuk menjadi sebuah ilmu itu secara umum harus memiliki kriteria dan proses tertentu. Harsoyo dalam bukunya Apakah ilmu itu menyebutkan bahwa kriteria ilmu itu adalah :
- Rasional
- Empiris
- Umum
- Akumulatif

Dan bagaimana dengan Komunikasi dakwah ? Komunika dakwah sebagai baghian dari ilmu sosial yaitu ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
Yang dimksud dengan Rasional adlah sifat kegiatan pemikiran yang tersusunsecara sistematis, hal ini terdapat dalam komunikasi dakwah, baik dalam pengajaran yang ditunjang oleh hasil penelitian maupun dalam penerapannya, melakukan fungsinya dalm masyrakat.
Sifat empiris juga terpenuhi dalam komunikasi dakwah yaitu dalam setiap permasalahan komunikasi dakwah tunduk pada pada pemeriksaan atau verifikasi pancaindera manusia. Observasi empiris yang diverifikasikan merupakan fakta yang berhubungan dengan fakta satub dengan yang lainnyaditetapkan oleh teori. Dalam hal ni fakta adalah yang dijumpai manusia dalam pengalamannya.
Sifat umum dari komunikasi dakwah dapat ditampilkan lewat defini yang tlah dikemukakan. Sedangkankomunikasi dakwah bersifat akumulatif ,dapat ditelusuri bahwa komunikasi dakwah merupakan perkembangan bagian dari ilmu komunikasi dan dakwah.

No
Komponen Dakwah
Objek Kajian Dakwah
Ilmu Yang Berkaitan
1
Pelaku (Dai)
Perilaku Sosial, latar Belakang, sosiokultural,religiusitas,posisi hukum.
Psikologi  sosial,antropologi,
sosiologi, Etnografi,Sosio agama , dan ilmu hukum
2
Pesan Dakwah
Struktur, isi ,appleals
Agama ,Sosioluguistik, Psikologi Retrotika, Logika dan Argumentasi
3
Sasaran Dakwah
Pelaku Sosial, Latar Belakang ,Sosiocutural ,dan proses/sosialisasi nilai masalah sosial
Psikologi  sosial, Sosiologi, Sosial Planing, Sosial zChange, Communication, Etnografi, Psikologi Sosiologi agama, dan ilmu Politik
4
Media Dakwah
Accesability, effectiveness , Ownershif, Dan Economy
Ilmu Komuikasi (media analisis) dan Ilmu ekonomi
5
Efek Dakwah
Perilaku Individual
Psikologi  sosial, Sosiologi, Antropologi , dan ilmu Politik.
6
Metode Dakwah
Hikmah , Mujuadalah, Maudha, Hasanah,persuasi , Edukasi, dan koeksi
Komunikasi, Ilmu Pendidikan, social Planning


F       Tujuan dan Peran Komunikasi Dalam manajemen Dakwah

Islam sebagai agama yang berorientasi pada amal saleh yaitu tingkah laku yang selaras dengan pedoman-pedoman dasar islam yang berupa Al-Qur’an dan as-Sunnah yang sekaligus berkedudukan sebagai akhlak yang mulia. Dari sini dapat dipresepsikan bahwa tujuan Dakwah secara luas adalah menegakkan ajaran islam kepada setiap insani sehingga ajaran tersebut mampu mendorong perbuatan yang sesuai dengan ajaran islam. Sedangkan secara sederhana, tujuan komunikasi dalam manajemen dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah dengan menggunakan aturan yang di buat berdasarkan manajemen dakwah itu sendiri agar masyarakat dengan mudah mau menerima ajaran islam dan mengamalkannya dalam tataran pribadi ,kehidupan sehari-hari baik yang berkaitan dengan masalah pribadi, keluraga maupun sosial kemasyarakatan agar terdapat kehidupan yang  penuh keberkahan samawi dan keberkahan Ardli.
Allat Ta’ala berfirman :

ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Serta memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat serta terbebas dari azab neraka.

Menurut Gordon I. Zimmerman membagi dan merumuskan tujuan Komunikasi menjai dua kategori yaitu :
1. Tujuan Komunikasi dalam manajemen dawah adalah untuk menyelsaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan manusia untuk memberi makanan dan pakaian pada diri sendiri, memuaskan kepenasaran pada diri manusia akan lingkungan dan menikmati hidup.
2. Tujuan Komuikasi dalam manajemen dakwah adalah menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Sedangkan secara khusus, tujuan dakwah itu dapat dibedakan menjadi beberapa segi yaitu :
a. Dari segi mitra dakwah
·    Tujuan Perseorangan ,yaitu terbentuknya pribadi muslim dengan iman yang kuat,berprilaku sesuai dengan hukum-hukum Allah Ta’ala dan berakhlak Karimah.
·    Tujuan untuk Keluarga, yaitu terbentunya keluarga yang bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.
·    Tujuan untuk Masyarakat, yaitu terciptanya masyarakat sejahtera yang penu dengan suasana keislaman.
·    Tujuan Umat Manusia selurh dunia, yaitu terbentunya masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya keadilan, persamaan hak dan kewajiban, tidak adanya diskriminasi dan eksploitasi dan saling tolong-menolong dan menghormati.
b. dari segi pesan
·    Tujusn akidah ,yaitu tertanamnya akidah yang mantap disetiap hati manusia sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam tidak dicampuri dengan rasa keraguan.
·    Tujuan Hukum, Yaitu terbentunya pribadi muslim yang luhur dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat tercela.

Dengan terpenuhinya persyaratan untuk terjadinya suatu komunikasi, seperti yang telah diungkapkan diatas, disimpulkan bahwa dakwah itu sendiri merupakan suatu proses komunikasi. Dalam  hal ini Jalaludin Rakhmat, mengungkapkan tujuan umum dakwah dalam konteks komunikasi sebagai berikut :
·    Memberitahukan (informatif). Ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Komunikasi diharapkan memperoleh penjelasan,menaruh minat ,dan memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan.
·    Mempengaruhi (persuasif). Tunjukan agar orang yg mempercayai sesuatu , melakukannya, atau terbakar semnagatdan antusiasmenya. Keyakinan, tindakan, dan semangat adalah bentuk reaksi yang diharapkan.
·    Menghibur (rekreatif). Bahasa yang disampaikan enteeng, segar ,dan mudah dicerna. Diperlukan otak yang baik untuk membuat humor yang baik. Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi  pendengar yang diharapkan disini.

Setelah mengetahui tujuan dari komunikasi dalam dakwah, selanjutnya kita juga mengetahui tentang peran komunikasi dalam manajemen dakwah . setidaknya ada beberapa peran komunikasi dalam manajemen dakwah diantaranya adalah :
1.      Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan memasukan nilai-nilai persuasif Islam, sikap mental Islam, dan bentuk prilaku Islam.
2.      Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan pendidikan Islam.
3.      Media Masa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.
4.      Media Masa  dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang dialami diri sendiri sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomi untuk menciptakan kepribadian islam (amar ma’ruf nahi munkar)
5.      Komunikasi dapat meningkatkan paresasi yang merangsang unntuk bertindak secara riil.
6.      Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan Islam dan tentanag pengetahuan islam dalam mengatasi perubahan.
7.      Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpatisipasi dalam membuat keputusan di tengah kehidupan masyarakat.
8.      Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan masyarakat pada masyarakat awam kemasyarakatan yang memiliki pengetahuan dan wawasan kepada massa.
9.     Komunikasi dapat menciptakan umat menjadi loyal terhadap Islam.
10.  Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program dan strategi dakwah.
11.  Komunikasi dapat membuat dakwah menjadi proses yang berlangsung secara mandiri (self perpetuating)

Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa kelangsungan atau peran komunikasi dalam manajemen  dakwah seperti halnya disebutkan di atsa hanya sebagian untuk dimensi ide,teknik, dan imej. Dalam ukuran yang luas, komunikasi dakwah  yang berhasil mesti juaga memberikan jaminan bagi umat (mad’u) bahwa mereka di masa yang akan datang memiliki identitas sebagai umat yang paling bahagia Dunia dan Akhirat.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya komunikasi yang baik merupakan komunikasi yang bisa memberikan kesan makna yang mendalam bagi para pendengarnya. Artinya, pesan yang terkandung dalam komunikasi tersebut mudah untuk dicerna dan disampaikan.
Salah satu ragam komunikasi yang penting untuk dipelajari ialah komunikasi efektif. Karena komunikasi efektif merupakan komunikasi yang tepat dan cermat dalam proses penyampaian informasi. Selain itu, komunikasi yang efektif sangat berhubungan dengan penggunaan kata dan bahasa yang baik. Apakah bahasa tersebut mudah dipahami oleh komunikan atau tidak?. Tentunya, bahasa yang baik ialah bahasa yang logis, terpadu, dan setara. Sebab karakteristik bahasa tersebut akan mewujudkan komunikasi yang efektif. Apalagi dalam dunia dakwah, komunikasi efektif penting sekali, karena hal ini berkaitan dengan pokok bahasan yang harus tersampaikan kepada para komunikan. Sehingga, tidak terjadi kesalahpahaman mengenai esensi dari dakwah tersebut. Artinya, adanya kesesuaian di antara komunikator dan komunikan.

Dan tujuan Dakwah secara luas adalah menegakkan ajaran islam kepada setiap insani sehingga ajran tersebut mampu mendorong perbuatan yang sesuai dengan ajaran islam. Sedangkan secara sederhana, tujuan komunikasi dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima ajaran islam dam mengamalkannya dalam tataran pribadi ,kehidupan sehari-hari baik yang berkaitan dengan maslah pribadi, keluraga maupun sosial kemasyarakatan agar terdapt kehidupan yang penuh keberkahan serta memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat serta terbebas dari azab neraka.

B.  Saran
Demikianlah dalam hal ini kami akhiri makalah ini ,tak lupa mohon maaf kepada semua pihak, Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA

Saleh, Abdul Rosyad, 1993, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
cet. ke-3


Departemen Agama RI, 1995, Alquran dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penafsir dan Penterjemah al-Qur’an.

Saleh, Abdul Rosyad, 1993, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
cet. ke-3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar