Makalah manajemen dakwah
Komunikasi
Dalam Manajemen Dakwah
DISUSUN
OLEH:
ASRIYANTI
(13030102013)
FINDRI
WAHYUNI
(12030102022)
PRODI
BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN
QAIMUDDIN KENDARI
TAHUN
2014
KATA PENGNTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Terpuji Allah Tuhan maha perkasa maha kuasa dan maha
luar biasa yang telah menciptakan manusia dan memberikan aturan terhadap
manusia itu dan atas segala rahmatnyalah sehinggah tugas makalah kami yang
berjudul KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN DAKWAH
dapat kami selesaikan dengan lancar dan tepat pada
waktunya. Salawat serta salam semoga tetap tercurah atas junjungan kita yakni
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.
Kendari, 30 september 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................... !
DAFTAR ISI.................................................................................................. !!
BAB I PENDAHULIAN
A.
Latar
Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 1
C.
Tujuan
Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Komunikasi ...................................................................... 2
B.
Pengertian
Dakwah............................................................................ 6
C.
Pengertian
Manajemen Dakwah......................................................... 6
D.
Hubungan
Komunikasi Dalam Manajemen Dakwah............................ 8
E. Tujua dan Peran Komunikasi Dalam
Manajemen Dakwah.................. 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 8
B.
Saran................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peran
Ilmu Komunikasi dalam Dakwah. Salah satu objek penting dalam kajian ‘Ulumul
Dakwah adalah
perbincangan mengenai Peran Ilmu Komunikasi dalam Dakwah. Komunikasi adalah
sesuatu yang urgen dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kedudukan
komunikasi dalm islam mendapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai
anggota masyarakat dan sebagai makhluk Tuhan.
Komunikasi
dalam dakwah sangat diperlukan , disinilah kita mempunyai kemampuan untuk
membangun suatu sikap atau tingkahlaku yang sesuai dengan misi atau pesan
dakwah yang disampaikan. Keefektifan suatu bahasa sangatlah penting, apalagi
dalam dunia dakwah. Karena hal ini akan mempermudahkomunikator atau mubaligh
dalam menyampaikan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikannya. Sehingga
komunikan atau mustami tidak salah paham terhadap apa yang kita sampaikan dan
mereka bisa memahami esensi dari dakwah itu sendiri. Hasilnya, ada kesesuaian
pikiran antara penyampai atau komunikator dan komunikan sendiri (komunikasi
yang dijalankan berlangsung sempurna).
Sebagimana
firman Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 125 :
ادع إلى سبيل ربك
بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله
وهو أعلم بالمهتدين
Artinya : Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Komunikasi ?
2.
Apa Pengertian Dakwah?
3.
Apa Pengertian manajemen dakwah
4.
Bagaimana Hubungan Komunikasi dalam Manajemen Dakwah ?
5.
Apa Tujuan dan Peran
Komunikasi dalam Manajemen Dakwah ?
C.
Tujuan Masalah
1. Memahami apa pengertian komunikasi
2. Memahami apa pengertian dakwah
3. Memahami apa pengrtian manajemen
dalam dakwah
4. Mengetahui bagaimana hubungan
komunikasih dalam manajemen dakwah
5. Memahami apa tujuan dan peran
komunikasih dalam manajemen dakwah
BAB II
PEMBAHASAN
A
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris ‘communication’ berasal dari
istilah Latin ‘communication’, bersumber dari ‘bersumber dari ‘communis’ yang
berari ‘sama’. Sama disini adalah dalam pengertian “sma makna”. Kounikasi
minimal harus memilikui kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat.
Dikatakan ‘minimal’ karena kegiatan itu tidak bersifat “imformatif” saja ,yakni
agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasif”, yaitu agar orang
bersedia dn menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan dan
lain-lain.
Secara sederhana komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat
tertentu. Dalam pelaksanaanya komunikasi dapat dilakukan secara primer
(langsung) maupun secara sekunder (tidak langsung).
Sebuah komunikasi harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang terdiri dari 3
unsur yaitu:
1. Sumber (Source)
2. Isi pesan (Message)
3. Tujuan (Destination)
Sumber yang dimaksudkan disini adalah seseorang yanng mengambil inisiatif
pertama untuk berkomunikasi sedang pesan (message) adalah ide-ide atau gagasan
atau buah fikiran yang disampaikan oleh Sumber kepada orang lain dengan tujuan
agar orang lain bertindak sama sesuai harapan yang dituangkan dalam pesan
tersebut.
Berbicara
mengenai komunikasi berarti kita pun akan berbicara mengenai bahasa. Hal ini
dikarenakan komunikasi dan bahasa merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan (bersifat komplementer). Sejarah telah mencatat bahwa tak ada satu
bangsa pun yang tidak mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi efektif dalam
proses sosial madaninya. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa bahasa adalah
salah satu hasil kebudayaan manusia dalam peradabannya. Koentjaraningrat mengatakan
bahwa bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam peradaban manusia,
sebab hakikatnya manusia secara simbolik menggunakan bahasa sebagai simbol
komunikasi dalam bertukar pikiran, perasaan, dan pengalaman). Selain itu, terwujudnya
komunikasi efektif tergantung pada kemampuan manusia dalam menggunakan bahasa
sebagai simbol dalam berkomunikasi, sehingga kita bisa mengambil makna dari apa
yang kita lafalkan. Diperlukan kecakapan khusus agar kita bisa berkomunikasi
secara efektif dan efisien. Karena apabila kita berbicara mengenai komunikasi
efektif dan efisien berarti kita berbicara mengenai optimalisasi waktu dan biaya
dalam usaha pertukaran informasi, sehingga informasi yang kita sampaikan
ataupun yang kita terima tepat sesuai sasaran dan memberikan pemahaman makna
yang mendalam.
Komunikasi efektif berarti bahwa maksud dan tujuan
yang terkandung dalam komunikasi disampaikan dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat dapat dimengerti sepenuhnya oleh penerima, harus ada suatu
ketetapan pikiran oleh kedua pihak.
1.
Ragam
Komunikasi
Dewasa
ini, banyak ragam komunikasi verbal ataupun nonverbal, lisan ataupun non lisan
yang sering digunakan dalam proses penyampaian informasi, baik itu informasi
yang bersifat formal maupun nonformal. Pengklasifikasian ragam komunikasi
tersebut. Di zaman globalisasi dan modernisasi ini, tidak menutup kemungkinan
perkembangan komunikasi akan berlangsung pesat dan signifikan ditopang oleh
perkembangan teknologi dewasa ini. Artinya, perkembangan komunikasi tidak akan
“stuck off” pada komunikasi sekarang, melainkan terus mengalami peningkatan dan
perkembangan. Ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan dimensi penting dalam
peradaban manusia. Dan terciptalah ragam komunikasi dalam proses penyampaian
ide, gagasan, ataupun informasi. Ragam komunikasi tersebut di antaranya :
a) Komunikasi Formal dan Informal
Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata formal disepadankan dengan sesuatu
yang bersifat resmi, sesuai dengan adat kebiasaan, dan sesuai dengan peraturan
yang sah. Sementara kata informal diartikan sebagai sesuatu yang tidak resmi.
Berbicara mengenai komunikasi formal dan informal, pemahaman kita tertuju pada
sebuah bentuk komunikasi yang terjalin dalam wadah sebuah organisasi. Maksudnya
ialah secara sistematis komunikasi tersebut berarti suatu proses penyampaian
informasi dari seorang leader kepada anggota-anggota organisasi sesuai dengan
jabatan mereka. Atau dengan kata laian komunikasi ini terjalin antaranggota
organisasi tersebut secara resmi.
Sedangkan komunikasi informal terjalin antaranggota
organisasi dalam kondisi yang tidak resmi, saresehan seperti biasanya.
Dengan demikian, secara singkat di simpulkan bahwa komunikasi formal terbentuk
di antara anggota-anggota organisasi secara resmi melalui garis kekuasaan yang
dibuat manajemen, sementara komunikasi informal timbul untuk memenuhi informasi
anggota yang tidak ada dalam komunikasi formal yang bersifat tidak resmi.
b)
Komunikasi
Lisan dan Tulisan
Komunikasi lisan (oral communication) dan
komunikasi tulisan (written communication), keduanya merupakan salah satu ragam
komunikasi yang tengah berkembanga. Keduanya juga merupakan bagian dari komunikasi
verbal. Ragam komunikasi ini berhubungan dengan media sebagai alat komunikasi,
baik media elektronik (TV, Radio) maupun media cetak (Koran, tabloid, Majalah).
Dalam oral communication, menurut Alo Liliweri
dijumpai adanya komunikasi antarpribadi. Yaitu terjadinya peralihan pesan-pesan
verbal dalam bentuk kata-kata. Oral communication ini sangat tergantung dengan
kecakapan seseorang dalam berkomunikasi secara langsung. Hal inipun berhubungan
dengan komunikasi yang efisien dan efektif. Suatu studi penelitian menyebutkan
bahwa dari 100 orang responden menyatakan bahwa hampir 75% penyampaian
informasi dalam bentuk apapun dilakukan melalui komunikasi lisan. Hal ini
dikarenakan ada beberapa keuntungan yang kita peroleh dari oral communication,
yaitu dapat memberikan pertukaran informasi yang lebih cepat dan adanya umpan
balik dengan segera.
Adapun mengenai written communication konteks yang
diutamakan dalam komunikasi ini menurut Wenning dan Wilkson ialah konteks
semantik bahasa atau diksi (pemilihan kata yang efektif), sehingga responden
atau pembaca memahami maksud informasi yang tersurat maupun tersirat dalam
komunikasi ini. Mengenai keuntungan written communication ialah dapat
memberikan referensi-referensi yang resmi.
c) Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Verbal berarti ‘melalui penggunaan kata-kata’ yaitu
komunikasi yang terbentuk melalui kata-kata yang akhirnya menghasilkan bahasa.
Menurut Pitfield komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara,
konsultasi bersama, dan pidato. Sedangkan nonverbal berarti ‘tanpa penggunaan
kata-kata’, komunikasi ini menyampaikan pesan nonverbal melalui body
language (gerakan tubuh), mimik wajah, simbol isyarat, dan perilaku yang
lainnya.
Secara kualitatif, Knapp (1980) mengemukakan
perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Perbedaan tersebut dapat dilihat
dari tabel di bawah ini :
Komunikasi Verbal
|
Komunikasi Nonverbal
|
|
Ciri pesan berkesinambungan
Bersaluran banyak
Tidak berada dalam pengawasa
|
Perbedaan secara kualitatif tersebut menunjukkan
inti kajian mengenai komunikasi verbal dan nonverbal. Adapun untuk menunjukkan
dukungan perilaku nonverbal terhadap verbal dapat dilihat pada bagan berikut
ini :
d) Komunikasi Efisien dan efektif
Komunikasi efisien berhubungan dengan pemanfaatan
atau optimalisasi waktu dan biaya dalam pertukaran informasi. Komunikasi dapat
dikatakan efisien jika pesan yang disampaikan melalui suatu saluran lebih murah
dibandingkan melalui saluran lain, tanpa mengurangi esensi atau inti dari
informasi tersebut. Sedangkan komunikasi efektif merupakan komunikasi yang
mengandung pengiriman informasi dari komunikator kepada komunikan secara cermat
dan tepat, sehingga kedua pihak memahami makna yang terkandung dalam informasi
tersebut. Komunikasi efektif tergantung pada penggunaan bahasa yang sesuai,
kejelasan makna, dan media yang digunakan.
B Bahasa dalam Komunikasi
a.
Fungsi Bahasa dalam Komunikasi
Bahasa tidak dapat dipisahkan dari komunikasi.
Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai fungsi-fungsi yang dapat
dipahami komunikator dan komunikan.
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa
bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia yang digunakan dalam
proses sosialisasi yang tentunya melibatkan komunikasi dan interaksi.
Seseorang dapat mengenal orang lain karena adanya
bahasa sebagai media atau wahana pengenal. Sejarah mencatat bahwa setiap bangsa
mempunyai karakteristik bahasa tersendiri yang tentunya menunjukkan keunikan
suatu bangsa, misalnya bahasa thai untuk Thailand, bahasa Tagalog di Fhilipina,
bahasa Melayu di Indonesia atau di Malaysia, dll. Bahkan ragam bahasa tersebut
telah tercipta sejak jutaan tahun yang lalu, lingkup bahsa tersebut tercipta
secara lokal di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri sekitar 376 bahasa
daerah tersebar di seluruh pelosok nusantara, yang terbentang mulai dari
kepulauan Sumatera sampai dengan Kepulauan Papua. Sudah menjadi sunatullah
bahwa setiap daerah mempunyai bahsa tersendiri, hal ini dikarenakan Allah telah
menciptakan kita sebagai manusia dari berbagai golongan, suku, dan berbagai
bangsa. Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya keseragaman dalam hal bahsa
pengantar komunikasi dalam bersosialisasi. Hal ini sebagaimana yang tertera
dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 :
يا أيها الناس إنا
خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم
إن الله عليم خبير
“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Ayat tersebut di atas menunjukkan betapa tidak
Allah menciptakan kita dari berbagai bangsa dab suku, sehingg dari keragaman
itu menunjukkan adanya ragam bahasa yang berbeda di suatu bangsa.
Adapun mengenai fungsi bahasa dalam proses
komunikasi, Arnold dan Hirsch (1977) mengatakan bahwa ada empat fungsi bahasa
yang utama, yaitu :
1)
bahasa
sebagai media pengenal
2)
bahasa
sebagai wahana interaksi sosial
3)
bahasa
sebagai wahana karsis, yaitu untuk menyalurkan pikiran dan perasaan
4)
bahasa
sebagai alat manipulatif
keempat fungsi bahasa tersebut kita rasakan begitu
signifikan dalam proses komunikasi yang kita jilankan. Berdasarkan pendapat
seorang ahli bahasa bernama DR.Alo Liliweri yang membahas mengenai
pengaruh bahasa dalam komunikasi.
Sebagaimana kita ketahui bersama, tentunya pengaruh
bahasa terhadap komunikasi sangat signifikan sekali, sebab bahasa merupakan
hasil dari budaya. Dan dengan adanya bahasa terciptalah sebuah komunikasi
sehingga adanya interaksi, adaptasi, dan sosialisasi antar berbagai pihak. Dan
bahasa merupakan media pengenal dalam berinteraksi.
C
Pengertian Dakwah
Secara etimologis
perkataan dakwah berasal dari bahasa Arab yang
berarti : Seruan , Ajakan ,panggilan. Sedangkan orang yang melakukan seruan
atau ajakan tersebut dikenal dengan panggilan Da’i (orang yang menyeru). Tetapi
mengingat bahwa proses memanggil dan menyeru tersebut juga merupakan suatu
proses penyampaian (Tabliqh) atau pesan-pesan tertentu, maka dikenal juga
istilah mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada pihak komunikan.
Dengan demikian Sehingga definisi dakwah dapat kita rumuskan
sebagai berikut : “segala usaha dan
kegiatan yang disengaja dan direncanakan dalam bentuk wujud dari sikap, ucapan,
dan perbuatanyang mengandung ajakan dan seruan langsung ataupun tidak langsung
ditujukan kepada perorangan atau masyarakat bahkan golongan agar terpanggil
hatinya kepada ajaran islam untuk dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari”
Sasaran dan Tujuan
Dakwah Menurut Jalaluddin Rakhmat
Sasaran
dari kegiatan dakwah semua umat masyarakat muslim pada setiap lapisan dan
golongan. hal ini sesuai dengan sosok da’i yang hadir dalam berbagai sosok atau
modelnya. Da’i menurut jalal harus menyesuaikan dengan kondisi
dimana kegiatan dakwah itu dilakukan. Karena dai memiliki tugas besar untuk
membangun sebuah tatanan masyarakat rakyat yang bernuansa Islam.
Adapun tujuan dari
kegiatan dakwah adalah adanya perubahan sikap. Perubahan sikap ini tentunya mengarah
sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam yang sudah digariskan kepada manusia
melalui Al-Quran dan As-Sunah.
Kemakmuran,
keberhasilan atau pencapaian apa yang kita inginkan atau kita cari; sesuatu
yang dengannya kita berada dalam keadaan bahagia atau baik; terus menerus dalam
keadaan baik; menikmati ketentraman, kenyamanan; atau kehidupan yang penuh
berkah; keabadian, kelestarian, terus menerus, keberlanjutan. Merupakan
komponen-komponen kebahagiaan. Secara tegas, kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan
yang bersifat menyeluruh, kebahagiaan yang menyangkut kehidupan manusia di
dunia sampai pada kebahagiaan di akhirat atau kebahagiaan yang hakiki.
D
Pengertian Manajemen Dakwah
Dilihat dari segi
bahasa manajemen sacara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa inggris,
management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan pengelolaan. Artinya
manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau
kelompok dalam upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan. Dari
pengertian manajemen tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam dakwah
yaitu sebagai proses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan
menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian
menggerakkan kea rah tujuan dakwah.
komunikasi
dalam proses dakwah
Berbicara
tentang manajemen, tidak akan terlepas dari fungsi manajemen itu sendiri yaitu
perencanaan, pengornanisasian, pelaksanaan dan pengawasan. oleh karena itu
dalam manajemen komunikasi juga terdapat empat (4) fungsi tersebut yaitu.
a.
Pereancanan
Proses perencanan ini merupakan
sebuah diskursus untuk menentukan visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi
untuk dikoordinasikan ke suluruh elemen organisasi.
b.
Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian tetap akan
berpijak pada konsep 5. W – 1. H, yaitu what (apa), where (di
mana), when (kapan), who
(siapa), why (mengapa), - how (bagaimana)
What (apa), kaitannya dengan
pembahasan ini adalah materi dakwah yang akan disampaikan.
Where (di mana), menunjukkan lokasi
yang akan dikirimi pesan dakwah tersebut.
when (kapan), mengindikasikan
waktu pelaksanaan penyampaian pesan dakwah.
who (siapa), yaitu subjek
yang akan menyampaikan pesan dakwah tersebut , atau bahasa yang biasa sering digunakan
adalah siapa akan menjadi da`inya.
why (mengapa), pertanyaan ini akan mengungkap atau
mendeskripsikan argumentasi atas pelaksanaan dakwah.
Sedangkan 1 H,
yaitu how (bagaimana) adalah substansi dari pada dakwah sendiri, bagaimana
supaya pesan dakwah tersebut bisa leanding kepada mad`u (penerima
pesan).
c.
Pelaksanaan
Menempatkan semua anggota kelompok
agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai
dengan perencanaan dan pola organisasi.
d.
Pengawasan
Suatu proses untuk menentapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu
dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semua.
E
Hubungan Komunikasi dalam Manajemen Dakwah
1
Komunikasi
bagian dari dakwah
Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai
keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses
pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan
yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah
dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa
ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang.
Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau
simbol-simbol yang harus diuraikan dan
diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Menurut Osgood, proses
komunikasi ditinjau dari peranan manusia dalam hal memberiinterpretasi
(penafsiran) terhadap lambang lambang tertentu
(massage=pesan). pesan-pesandisampaikan
(encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudianditafsirkan
dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk
pesan-pesan baik berupa feedback atau
respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan.Jika
dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi
keselarasan antara proses komunikasi dengan
proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses
dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses
komunikasi keagamaan. Dakwah dalam kerangka
proses komunkasi inilah yang didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari
komunikasi dakwah. tabligh berkaitan dengan sifatdan dan fungsi utama Rasul,
jadi tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan
saja, apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan. Sehingga istilah
tabligh disininampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian
pesan atau risalah keagamaan,melalui berbagai metode, bermacam media, dan
mencakup materi-materi keagamaan umumnya,sehingga manusia yang menjadi
sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam
bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.
Di
antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak dapat dipungkiri lagi. Adapun
mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah dapat dilihat dari tabel di
bawah ini :
DAKWAH
|
KOMUNIKASI
|
1.pesan yang disampaikan lebih
spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi, dakwah biasanya berhubungan
dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
|
1.komunikasi cakupannya lebih
luas dibanding dengan dakwah, tidak ada batasan pesan dalam komunikasi. Apapun
yang termasuk pesan dan disampaikan itu termasuk komunikasi.
|
2.target dalam dakwah biasanya
lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan keislaman.
|
2.sasaran dalam berkomunikasi
luas
|
3.dakwah mengandung seruan atau
ajakan kepada jalan kebenaran.
|
3.komunikasi merupakan proses
penyampaian informasi atau ide atau gagasan.
|
1)
Keilmuan komunikasi Dakwah
Untuk menjadi sebuah ilmu
itu secara umum harus memiliki kriteria dan proses tertentu. Harsoyo dalam
bukunya Apakah ilmu itu menyebutkan bahwa kriteria ilmu itu adalah :
- Rasional
- Empiris
- Umum
- Akumulatif
Dan bagaimana dengan Komunikasi dakwah ? Komunika dakwah sebagai baghian
dari ilmu sosial yaitu ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
Yang dimksud dengan Rasional adlah sifat kegiatan pemikiran yang
tersusunsecara sistematis, hal ini terdapat dalam komunikasi dakwah, baik dalam
pengajaran yang ditunjang oleh hasil penelitian maupun dalam penerapannya,
melakukan fungsinya dalm masyrakat.
Sifat empiris juga terpenuhi dalam komunikasi dakwah yaitu dalam setiap
permasalahan komunikasi dakwah tunduk pada pada pemeriksaan atau verifikasi
pancaindera manusia. Observasi empiris yang diverifikasikan merupakan fakta
yang berhubungan dengan fakta satub dengan yang lainnyaditetapkan oleh teori.
Dalam hal ni fakta adalah yang dijumpai manusia dalam pengalamannya.
Sifat umum dari komunikasi dakwah dapat ditampilkan lewat defini yang tlah
dikemukakan. Sedangkankomunikasi dakwah bersifat akumulatif ,dapat ditelusuri
bahwa komunikasi dakwah merupakan perkembangan bagian dari ilmu komunikasi dan
dakwah.
No
|
Komponen Dakwah
|
Objek Kajian Dakwah
|
Ilmu Yang Berkaitan
|
1
|
Pelaku (Dai)
|
Perilaku Sosial, latar Belakang,
sosiokultural,religiusitas,posisi hukum.
|
Psikologi
sosial,antropologi,
sosiologi, Etnografi,Sosio agama , dan ilmu hukum
|
2
|
Pesan Dakwah
|
Struktur, isi ,appleals
|
Agama ,Sosioluguistik, Psikologi Retrotika, Logika dan
Argumentasi
|
3
|
Sasaran Dakwah
|
Pelaku Sosial, Latar Belakang ,Sosiocutural ,dan
proses/sosialisasi nilai masalah sosial
|
Psikologi
sosial, Sosiologi, Sosial Planing, Sosial zChange, Communication, Etnografi, Psikologi Sosiologi agama, dan ilmu
Politik
|
4
|
Media Dakwah
|
Accesability, effectiveness , Ownershif, Dan Economy
|
Ilmu Komuikasi (media analisis) dan Ilmu ekonomi
|
5
|
Efek Dakwah
|
Perilaku Individual
|
Psikologi
sosial, Sosiologi, Antropologi , dan ilmu Politik.
|
6
|
Metode Dakwah
|
Hikmah , Mujuadalah, Maudha, Hasanah,persuasi ,
Edukasi, dan koeksi
|
Komunikasi, Ilmu Pendidikan, social Planning
|
F
Tujuan dan Peran
Komunikasi Dalam manajemen Dakwah
Islam sebagai agama yang berorientasi pada amal saleh yaitu tingkah
laku yang selaras dengan pedoman-pedoman dasar islam yang berupa Al-Qur’an dan
as-Sunnah yang sekaligus berkedudukan sebagai akhlak yang mulia. Dari sini
dapat dipresepsikan bahwa tujuan Dakwah secara luas adalah menegakkan ajaran islam
kepada setiap insani sehingga ajaran tersebut mampu
mendorong perbuatan yang sesuai dengan ajaran islam. Sedangkan secara
sederhana, tujuan komunikasi dalam manajemen dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah dengan
menggunakan aturan yang di buat berdasarkan manajemen dakwah itu sendiri agar masyarakat
dengan mudah mau menerima ajaran islam
dan mengamalkannya dalam tataran pribadi ,kehidupan sehari-hari baik yang berkaitan
dengan masalah pribadi, keluraga maupun sosial kemasyarakatan agar terdapat kehidupan yang penuh keberkahan samawi dan keberkahan Ardli.
Allat Ta’ala berfirman :
ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم
بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
Serta memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat serta terbebas dari azab
neraka.
Menurut Gordon I. Zimmerman membagi dan merumuskan tujuan Komunikasi menjai
dua kategori yaitu :
1. Tujuan Komunikasi dalam manajemen dawah adalah untuk menyelsaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan manusia
untuk memberi makanan dan pakaian pada diri sendiri, memuaskan kepenasaran pada
diri manusia akan lingkungan dan menikmati hidup.
2. Tujuan Komuikasi dalam manajemen dakwah adalah menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Sedangkan secara khusus, tujuan dakwah itu dapat dibedakan menjadi beberapa
segi yaitu :
a. Dari segi mitra dakwah
· Tujuan Perseorangan ,yaitu terbentuknya pribadi muslim dengan iman yang
kuat,berprilaku sesuai dengan hukum-hukum Allah Ta’ala dan berakhlak Karimah.
· Tujuan untuk Keluarga, yaitu terbentunya keluarga yang bahagia, penuh
ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.
· Tujuan untuk Masyarakat, yaitu terciptanya masyarakat sejahtera yang penu
dengan suasana keislaman.
· Tujuan Umat Manusia selurh dunia, yaitu terbentunya masyarakat dunia yang
penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya
keadilan, persamaan hak dan kewajiban, tidak adanya diskriminasi dan
eksploitasi dan saling tolong-menolong dan menghormati.
b. dari segi pesan
· Tujusn akidah ,yaitu tertanamnya akidah yang mantap disetiap hati manusia
sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam tidak dicampuri dengan rasa
keraguan.
· Tujuan Hukum, Yaitu terbentunya pribadi muslim yang luhur dengan
sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat
tercela.
Dengan terpenuhinya persyaratan untuk terjadinya suatu komunikasi, seperti
yang telah diungkapkan diatas, disimpulkan bahwa dakwah itu sendiri merupakan suatu proses komunikasi. Dalam hal
ini Jalaludin Rakhmat, mengungkapkan tujuan umum dakwah dalam konteks
komunikasi sebagai berikut :
· Memberitahukan (informatif). Ditujukan untuk menambah pengetahuan
pendengar. Komunikasi diharapkan memperoleh penjelasan,menaruh minat ,dan
memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan.
· Mempengaruhi (persuasif). Tunjukan agar orang yg mempercayai sesuatu ,
melakukannya, atau terbakar semnagatdan antusiasmenya. Keyakinan, tindakan, dan
semangat adalah bentuk reaksi yang diharapkan.
· Menghibur (rekreatif). Bahasa yang disampaikan enteeng, segar ,dan mudah
dicerna. Diperlukan otak yang baik untuk membuat humor yang baik. Perhatian,
kesenangan, dan humor adalah reaksi
pendengar yang diharapkan disini.
Setelah mengetahui tujuan dari komunikasi dalam dakwah, selanjutnya kita juga
mengetahui tentang peran komunikasi dalam manajemen dakwah . setidaknya ada beberapa peran komunikasi dalam manajemen dakwah diantaranya adalah :
1.
Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan memasukan
nilai-nilai persuasif Islam, sikap mental Islam, dan bentuk prilaku Islam.
2.
Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan pendidikan Islam.
3.
Media Masa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya
pengetahuan.
4.
Media Masa dapat mengantarkan
pengalaman-pengalaman yang dialami diri sendiri sehingga mengurangi biaya
psikis dan ekonomi untuk menciptakan kepribadian islam (amar ma’ruf nahi
munkar)
5.
Komunikasi dapat meningkatkan paresasi yang merangsang unntuk bertindak
secara riil.
6.
Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan Islam dan tentanag
pengetahuan islam dalam mengatasi perubahan.
7.
Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpatisipasi dalam
membuat keputusan di tengah kehidupan masyarakat.
8.
Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan masyarakat pada masyarakat
awam
kemasyarakatan yang memiliki pengetahuan dan wawasan kepada massa.
9. Komunikasi dapat menciptakan umat menjadi loyal terhadap Islam.
10.
Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program dan strategi
dakwah.
11.
Komunikasi dapat membuat dakwah menjadi proses yang berlangsung secara
mandiri (self perpetuating)
Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa kelangsungan atau peran komunikasi dalam
manajemen dakwah seperti halnya disebutkan di atsa hanya
sebagian untuk dimensi ide,teknik, dan imej. Dalam ukuran yang luas, komunikasi
dakwah yang berhasil mesti juaga memberikan jaminan bagi umat (mad’u) bahwa mereka di masa
yang akan datang memiliki identitas sebagai umat yang paling bahagia Dunia dan
Akhirat.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
komunikasi yang baik merupakan komunikasi yang bisa memberikan kesan makna yang
mendalam bagi para pendengarnya. Artinya, pesan yang terkandung dalam
komunikasi tersebut mudah untuk dicerna dan disampaikan.
Salah satu ragam komunikasi yang penting untuk dipelajari ialah komunikasi
efektif. Karena komunikasi efektif merupakan komunikasi yang tepat dan cermat
dalam proses penyampaian informasi. Selain itu, komunikasi yang efektif sangat
berhubungan dengan penggunaan kata dan bahasa yang baik. Apakah bahasa tersebut
mudah dipahami oleh komunikan atau tidak?. Tentunya, bahasa yang baik ialah
bahasa yang logis, terpadu, dan setara. Sebab karakteristik bahasa tersebut
akan mewujudkan komunikasi yang efektif. Apalagi dalam dunia dakwah, komunikasi
efektif penting sekali, karena hal ini berkaitan dengan pokok bahasan yang
harus tersampaikan kepada para komunikan. Sehingga, tidak terjadi
kesalahpahaman mengenai esensi dari dakwah tersebut. Artinya, adanya kesesuaian
di antara komunikator dan komunikan.
Dan tujuan Dakwah secara luas adalah menegakkan ajaran islam kepada setiap
insani sehingga ajran tersebut mampu mendorong perbuatan yang sesuai dengan
ajaran islam. Sedangkan secara sederhana, tujuan komunikasi dakwah secara umum
adalah mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima ajaran islam dam
mengamalkannya dalam tataran pribadi ,kehidupan sehari-hari baik yang berkaitan
dengan maslah pribadi, keluraga maupun sosial kemasyarakatan agar terdapt
kehidupan yang penuh keberkahan serta memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat
serta terbebas dari azab neraka.
B. Saran
Demikianlah dalam
hal ini kami akhiri makalah ini ,tak lupa mohon maaf kepada semua pihak,
Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Saleh, Abdul Rosyad, 1993, Manajemen
Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
cet. ke-3
http://rizalalsam.blogspot.com/2010/12/komunikasi-dalam-proses-dakwah.html. Di akses tanggal 28 SEPTEMBER 2014
Departemen Agama RI, 1995, Alquran
dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penafsir dan Penterjemah al-Qur’an.
Saleh, Abdul Rosyad, 1993, Manajemen
Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
cet. ke-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar